AI Sehari-hari: 10 Hal yang Kamu Lakukan Tanpa Sadar Ternyata Pakai Robot

AI Sehari-hari

Apa rasanya hidup berdampingan sama robot atau kecerdasan buatan (AI) kayak di film-film sci-fi? Mungkin kamu mikir, ah itu mah masih jauh, cuma ada di film Star Wars atau sejenisnya. Tapi coba deh, flashback sedikit ke aktivitas kamu seharian ini. Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, sadar atau nggak, sebenarnya kita sudah hidup bareng AI Sehari-hari lho, dan AI ini bahkan bisa memberikan dampak positif di hidup kita.

AI yang kita pakai sehari-hari emang beda jauh sama droid atau robot yang bisa jalan-jalan dan ngomong persis manusia. Tapi, bentuk-bentuk AI ini udah ada di sekitar kita selama bertahun-tahun.

Penasaran kan, di mana aja sih AI ‘nyempil’ di keseharian kita? Kamu mungkin kaget, ternyata kamu udah makai AI di banyak hal yang bahkan nggak pernah kamu duga. Yuk, kita bongkar sama-sama 10 contoh penggunaan AI yang mungkin selama ini luput dari perhatian kamu.

Belanja Online Pakai AI Sehari-hari, Gimana Caranya?

Siapa sih yang nggak suka belanja online? Gampang, tinggal klik, barang datang. Tapi sadar nggak, kenapa rekomendasi barang di toko online suka pas banget sama yang lagi kamu cari? Nah, ini salah satu contoh penggunaan AI Sehari-hari.

Sama kayak algoritma di media sosial yang nyaranin postingan atau video, toko online juga pakai perilaku pembeli untuk bikin rekomendasi. Mereka lihat barang apa aja yang sering dibeli barengan dan nyaranin itu ke orang lain yang beli barang serupa. Informasi lain yang dipakai bisa lokasi kamu atau waktu kamu belanja. Hasilnya? Kamu bakal lihat tulisan kayak “Orang Lain Juga Membeli,” “Rekomendasi Berdasarkan Pembelian Anda,” atau sejenisnya. Nah, itu dia kerjaan AI-nya.

Membuka Kunci HP dengan Wajah atau Sidik Jari

Setiap hari, berapa kali kamu buka kunci smartphone? Pasti sering banget kan? Kalau kamu pakai sidik jari atau wajah buat buka kuncinya, itu berarti kamu pakai AI. Passcode sih bukan AI, tapi kalau biometrik, iya.

Misalnya nih, FaceID di iPhone. Pertama, kamu ‘ngajarin’ HP kamu kayak gimana bentuk wajahmu dari berbagai sudut. Setelah data masuk, HP pakai data itu buat mastiin kalau kamu beneran orangnya yang mau buka kunci. Tapi nggak sesederhana nyocokin dua foto lho.

Read Also:  Bing Search: Aplikasi Artificial Intelligence, Coba Sekarang

HP kamu harus cocokin data wajah yang lagi dilihat sama data yang disimpan, tapi juga harus mikirin faktor lain kayak cahaya, sudut HP, jenggot yang tumbuh, pakai kacamata/masker, atau pakai makeup beda. Biometrik kayak FaceID ini harus bisa pilih informasi yang penting berdasarkan konteksnya, dan itu kebanyakan bisa karena AI.

Scrolling Tanpa Henti di Media Sosial

Algoritma. Kata ini mungkin udah sering kamu dengar, terutama di media sosial kayak Facebook atau YouTube, dan kadang konotasinya negatif. Perubahan di algoritma ini bisa pengaruhin visibilitas postingan dan ujung-ujungnya pendapatan dari iklan.

Algoritma media sosial pakai data kayak likes, shares, subscriptions, panjang konten, dan data lain buat milih postingan atau video apa yang muncul di feed orang lain. Perusahaan biasanya nggak ngasih tahu detail cara kerja algoritmanya, salah satunya biar nggak diakalin orang, makanya kadang nyebelin kalau algoritmanya berubah.

Setiap aplikasi yang ada bagian “Rekomendasi”, “Untukmu”, “Postingan yang Kami Kira Kamu Suka”, atau yang sejenis, itu pakai algoritma. Algoritma ini bandingin aktivitas di postingan-postingan itu sama yang kamu tonton atau interaksiin buat nemuin konten yang pas. Kamu bahkan bisa kasih feedback suka atau nggak sama rekomendasinya, itu bantuin algoritma bikin saran yang lebih baik buat kamu dan pengguna lain.

Ngobrol Sama Elektronik di Rumah itu Juga AI Sehari-hari

“Hey Siri, bacain artikel ini dong.” atau “Alexa, main game yuk.” Kalau kamu pernah ngomong sama perangkat elektronikmu dan dia nyaut, itu berarti kamu lagi interaksi sama AI.

Asisten digital di HP, tablet, smart speaker, komputer, atau TV kamu itu memang terbilang sederhana dibanding AI kayak ChatGPT. Tapi, mereka tetap kerja dengan menganalisis data suara dan mutusin apa yang harus dilakuin. Misalnya, pas kamu bilang “Hey Siri, nyalain lampu kamar,” dia harus interpretasiin perintah itu biar ‘ngerti’ apa yang kamu minta dan apa yang perlu dikerjain.

AI Sehari-hari Dalam Perjalananmu, Dibantu Aplikasi Navigasi

Mau jalan-jalan, naik mobil, motor, atau bahkan jalan kaki, pasti sering pakai aplikasi navigasi kan? Google Maps, Apple Maps, Waze, dan aplikasi sejenisnya itu juga contoh kecerdasan buatan lho.

Pas kamu minta petunjuk arah, mereka biasanya bakal kasih rute yang paling efisien berdasarkan kondisi lalu lintas terkini, ada perbaikan jalan atau nggak, waktu, dan faktor lain. Rute buat jalan kaki juga bakal beda sama buat nyetir, biar kamu nggak nyasar jalan kaki di jalan tol kan.

Read Also:  ChatGPT: Aplikasi Artificial Intelligence, Canggih Tak di Sangka

Banyak aplikasi ini juga punya fitur laporan dari pengguna. Jadi, para pelancong bisa laporin kalau ada kecelakaan atau hambatan tak terduga lainnya, buat memperbaiki petunjuk buat orang lain. Itu juga data yang dipakai AI-nya.

Bikin Fotomu Makin Keren dengan AI

Edit foto zaman sekarang kok gampang banget ya? Tinggal klik-klik doang, objeknya langsung kepisah dari background. Dulu, buat pisahin objek itu ribet banget, harus nge-masking satu-satu. Fitur kayak Object Selection atau Quick Selection di Photoshop, atau Photo Cutout di iPhone (iOS 16 ke atas), itu kemampuan AI.

Fitur-fitur ini bisa kerja karena ‘mengajarkan’ prosesor gimana ngebedain objek di depan sama di belakang dengan mempelajari ribuan contoh gambar. Di iPhone, kamu cukup tekan dan tahan subjek di foto, nanti otomatis muncul garis outline, terus bisa copy paste ke tempat lain. Keren kan?

Menulis Jadi Lebih Cepat Berkat AI

Pernah ngetik email atau chat terus ada saran kata yang muncul di keyboard? Atau tiba-tiba kata yang kamu ketik langsung dibenerin sama HP-mu (autocorrect)? Kadang bikin sebel sih kalau salah benerin, tapi sebenarnya itu kemampuan AI yang lumayan impresif.

Program atau aplikasi nulis ini mempelajari contoh-contoh tulisan, terutama tulisanmu sendiri, buat nebak kata apa yang kemungkinan mau kamu pakai. Misalnya, lama-lama dia bakal nebak kata “kamu” setelah frasa “Aku cinta,” tapi kalau gaya nulis kamu beda, dia juga bisa aja nebak “film,” nama orang, atau “tacos”.

Bermain Game Melawan AI

Kalau kamu main game dan lawannya itu komputer, nah itu berarti kamu lagi tanding sama AI. AI itu yang ngasih tahu si lawan komputer harus ngapain, meskipun kadang ‘kepintarannya’ beda-beda di setiap game. Lawan komputer di game catur mutusin langkahnya berdasarkan permainan-permainan lain yang udah dia pelajari. Musuh di game shooter bisa bereaksi beda kalau kamu nembak, lari, atau ngumpet.

Salah satu contoh AI di game yang lumayan tua tapi kompleks itu di game arcade Pac-Man. Tiap hantu di Pac-Man (Blinky si merah, Pinky si pink, Inky si biru, Clyde si oranye) itu punya perilaku yang beda-beda. Blinky ngejar Pac-Man, Pinky ngincer beberapa langkah di depan Pac-Man, target Inky itu relatif sama posisi Blinky, dan Clyde ngejar Pac-Man tapi kabur kalau udah deket banget. Mereka juga punya mode “Scatter” di mana mereka lari ke pojokan maze setelah waktu tertentu. Nah, perilaku kompleks hantu-hantu ini diatur sama AI sederhana.

Ditemani AI Sehari-hari Saat Streaming Musik

Sama kayak belanja online atau media sosial, aplikasi streaming musik juga pakai AI buat ngasih rekomendasi. Mereka lihat musik apa yang kamu dengerin dan musik apa yang didengerin sama orang lain yang seleranya mirip kamu. Nama fiturnya beda-beda di setiap aplikasi, tapi intinya sama kayak “station” atau “radio” yang isinya lagu-lagu rekomendasi.

Read Also:  Review Plus AI: Bikin Presentasi Keren di Google Slides dalam Hitungan Detik

Kamu juga bisa minta aplikasi bikin playlist berdasarkan satu lagu. Aplikasi bakal lihat aktivitas seputar lagu itu, misalnya orang yang suka lagu itu dengerin apa lagi, terus dia bikin daftar lagu yang mirip-mirip. Mirip sama fitur “Orang Lain Juga Membeli” di toko online, tapi ini lebih rockin.

Bikin Objek Fisik Dari File Digital Lewat AI

Ini mungkin nggak sepopuler streaming musik, tapi 3D printing juga punya banyak pengguna. Dan setiap orang yang pakai 3D printing itu pakai AI. Kalau kamu mau cetak objek pakai printer FDM (yang melelehkan plastik), kamu perlu masukin file 3D-nya ke program slicer. Program ini bakal ‘mengiris’ model 3D jadi lapisan-lapisan tipis, terus bikin perintah buat printer. Perintahnya itu detail banget: printer harus gerak ke mana, berapa banyak plastik yang keluar, setiap lapisan mulai dari mana, kapan dan di mana support (penyangga) harus diletakkan, dan masih banyak lagi.

Setiap baris kode yang akhirnya masuk ke printer itu berdasarkan interpretasi slicer terhadap bentuk 3D yang kamu kasih. Ini memang versi AI yang lebih sederhana, mirip AI hantu di Pac-Man, tapi tetap impresif.

Jadi Sekarang Sudah Sadar Ya

Nah, gimana? Kaget kan ternyata AI itu udah ada di mana-mana dan membantu kita banget dalam keseharian? Dari mulai bangun pagi buka HP, nyari jalan, belanja online, dengerin musik, sampai mau tidur sambil scrolling media sosial, AI itu ada di sana, AI sehari-hari bekerja di ‘balik layar’.

AI modern seperti yang kita bahas tadi itu belajar dari data dan contoh yang diberikan peneliti. Mereka dikasih data dalam jumlah besar dan ‘disuruh’ nyari pola atau informasi tertentu. Ada juga AI yang kerjanya berdasarkan instruksi yang udah diprogram untuk situasi berbeda, kayak AI di game.

Meskipun kita masih jauh dari Artificial General Intelligence (AGI) atau ‘AI sejati’ yang bisa mandiri sepenuhnya kayak manusia, tapi bentuk-bentuk AI yang sekarang ini pun udah mengubah banyak hal di hidup kita. Jadi, mulai sekarang, coba deh lebih sadar, setiap kali kamu buka kunci HP pakai wajah atau dapat rekomendasi lagu yang pas, ingat, itu semua kerjaan AI sehari-hari.

Semoga artikel ini bikin kamu makin paham dan nggak merasa AI itu cuma ada di film ya. Sampai ketemu di artikel selanjutnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top